Running Text

Selamat Datang di Blog Putra Garut

Selasa, 22 Juni 2010

Batik Garutan


Batik Garutan

Tradisi membatik di kalangan orang Sunda sudah berlangsung sejak lama. Bahkan di dalam naskah Siksa Kandang Karesian yang berasal dari abad ke-16, sudah disebutkan motif-motif batik. Artinya, tradisi membatik sudah ada. Tradisi ini terus berlangsung hingga sekarang. Di beberapa daerah, seperti di Cirebon, Tasikmalaya, dan Garut, tradisi membatik telah melahirkan motif-motif batik yang khas, yang kemudian menjadi ciri batik daerah masing-masing.

Baca lebih lanjut


Di Garut misalnya berkembang motif batik garutan. Motif ini tentu saja berkembang karena pengaruh lingkungan sosial budaya, falsafah hidup, dan adat istiadat orang Sunda. Dengan demikian, motif batik garutan adalah cerminan kehidupan sosial masyarakat Garut dari masa ke masa.

Motif batik garutan umumnya menghadirkan ragam hias datar, bentuk-bentuk geometrik. Bentuk-bentuk geometrik ini mengarah secara diagonal, bentuk kawung, atau belah ketupat. Ada pula motif-motif yang mengambil pola bentuk-bentuk flora dan fauna. Sementara warna yang digunakan dalam batik garutan umumnya warna cerah, seperti krem, merah, hijau, dan kuning. Motif-motif yang khas garutan diantaranya motif turih oncom, merak ngibing, rereng apel, dan kawung ece. Motif-motif ini kemudian dimodifikasi dan lahirlah motif-motif baru seperti lereng eneng, lereng udang, suliga ukel, sintung, cupat manggu, siku seling, kumeli bunga, adumanis, patah tebu, rereng calung, barong kembang, sidomukti, limar, cakra, ayakan, angkin, dan sebagainya. Batik garutan sudah menjadi barang souvenir sejak jaman Belanda. Dalam buku Garoet, En Omstreken yang terbit tahun 1922, disebutkan bahwa salah satu yang dapat dibawa" pulang oleh turis atau para pelancong dari Garut sebagai oleh-oleh adalah kain Batik. Maklum, buku itu memang ditulis sebagai buku petunjuk perjalanan wisata yang diperuntukan bagi turis-turis asing.

Dewasa ini batik garutan umumnya diproduksi di Garut Kota, di antaranya di JI. Papandayan dan Kampung Sisir. Tahun 2000-an, batik garutan mulai dikenal kembali setelah pemerintah daerah dengan gencar memperkenalkannya kepada publik melalui berbagai kegiatan. Misalnya melalui lomba berbusana batik garutan, lomba desain batik garutan, bahkan setiap hari tertentu pemerintah daerah mewajibkan kepada pegawai untuk memakai busana seragam batik garutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar